Thursday, 29 January 2009
Sisi lain tentang slank
1990-1995
ini formasi 13 slank dari kiri:Bonky(Bass), Kaka(vocal) , Bimbim(Drumb) , Pay(Gitar) , Indra(Kibor)...
Cerita 10 Tahun yang lalu.....
Sorry, dulu Bimbim pernah berjanji "Slank akan tetap ada sampai kapanpun." Jelas jiwa nasionalisme yang diwariskan keluarga sidharta, ayahnya membuat Bimbim tak rela bila republik Indonesia hancur. Namun fakta aktual juga jelas menunjukkan anarkisme sedang terjadi.
Minggu ini tpatnya 10 tahun yang lalu peristiwa kurusuhan 13-14 Mei di jakarta mengantar Indonesia memeasuki orde reformasi. Sekarang buka mata-Khususnya hati, lebar-lebar. Dapat dilihat, pasca kerusuhan wajah kebudayaan kontemporer mengalami tubulensi. Contoh gampang, perhatikan aneka simbol dan coretan grafiti dalam beragam warna cat dan pylox, yang sejak peristiwa pilu itu memenuhi tembok-tembok bangunan dan dinding-dinding kota. Hegemoni hudaya rezim Orde Baru yang selama 32 tahun berkuasa menampakkan wajah tertib, patuh dan seragam-khas paham totalitarian dan militerisme- porak pranda seketika. Dan di tengah arus liar perubahan inilah slank merilis album ke-8, Mata Hati Reformasi(1998)."Kau tak tahu apa yang terjadi/lihat-lihatlah di sana sini / Perubahan kini cepat sekali,"begitu bunyi lirik hit andalan, Jetinggalan Zaman (Kampungan). Di tenganh euphoria kebebasan instan yang meledak-ledak, album itu- meski cukup laku, memang tak sefenomenal album ke-7, Tujuh(1997), yang terjual di atas 600.000 kopi. Tapi, seperti yang tampak di klip lagu Ketinggalan Zaman, penampilan anak-anak Slank menampakkan perubahan yang mencengangkan.Kini citra slengean tak lagi identik dengan kekumuhan. Coba lihat busana yang dikenakan Bimbim, pendiri dan pemimpin Slank. T-shirt kumel dia tinggalkan. Digantikan baju-baju dengan model tak lazim yang mengedepankan citra androgini bahkan feminitas. Kaus super ketat berwarna ngejreng, atau baju perempuan tipis menerawang."sekarang kan tahun unisex. Memangnya kenapa kalau gue pakai baju kayak permpuan?" kata sumai joane Jesephira(pada 10 tahun lalu), seraya memperlihatkan anting-anting de kedua belah telinganya. Kini, bimbimn juga tak ogah menandadani rambut di salon. Makanya meski tetap gondrong, rambut Bimbim tak lagi lepek dan berminyak.
Perubahan juga terjadi pada Kaka(26 pada saat itu). Rambut sih tetap dread-lock rasta ; Tapi, tak ada lagi celana jean belel dan rombeng. Kini, pengagum Bob Marley ini sering mengenakan celana ketat dari bahan kulit. "Gimana ya, gue cuma mau tampil lain aja, " kata personil Slank yang paling muda ini. Tampil lain dari yang lain, itulah yang menjadi motivasi utama slank dalam memilih gaya berpenampilan. Tapi ada satu hal yang membuat slank tidak sekedar lain: Citra-citra simbolik yang secara harmonis membias dari sekujur tubuh mereka.
Jelas bukan tanpa maksud bila Kaka mengenakan kaus yang berukuran kanak-kanak bergambar simol Yin-Yang, yang secara ironik dedekonstruksi ke rupa mickey mouse! "Baju ini gue beli di toko Ramayana , Bogor ," kata Kaka, yang sejak menikah dengan Irni Arianti Nasution(Pada waktu itu) tinggal di kota hujan. "pertumbuhan mental anak-anak Slank memang berhenti sampai umur tujuhbelas.Habis itu , ya jadi anak kecil terus," aku Bimbim sambil tertawa, beberapa tahun lalu. Dengan kata lain, tampaknya jiwa kekanak-kanakan inilah yang menuntun Slank untuk menggapai"trilogi" keseimbangan tubuh-pikiran-jiwa yang secara bosesif mereka hadirkan dalam keseluruhan citra rekaan. Sampul album Mata Hati Reformasi, misalnya menampilkan gambar mata di latar depan simbol hati dan bendera merah putih. sedang pada album Tujuh, Slank menampilkan ikon-ikon universal: matahari,yin-yang,lembar dolar,anarki,bulan sabit,hati retak,daun ganja,simbol peace,lingkaran kawat berduri,burung merpati putih, dan-nah dini dia logo berbentuk kupu-kupu sebagai simbol metamorfosis. Dan Slank mengusung keseluruhan sestem penanda itu menjadi maklumat fesyen(fashion stament)! Pernah, Ivanka(28 pada saat itu)ngeceng di sebuah kafetempat gaul kalangan atas memakai T-shirt bergambar logo lidah Rolling Stones dengan tulisan "SEx Drive" di bagian punggung.
"Yah, Pokoknya asyik aja!" kata Ivan sambil nyengir, saas ditanya mengapa dia suka memakai kalung berbandul peluit.Berani bertaruh, "Asyik aja" adalah jawaban yang akan dari mulut sebagian besar kaum muda kota besar kalau ditanya alasan mengapa menyenangi sesuatu. Namun, lewat kajian emiotik, pakar studi kultural Dick Hebdige dalam subcultur: The meaning of Style menge4mukakan bahwa fashion yang di kembnagkan oleh subkultur(hippis,punk,Slankers,underground-red) merupakan bentuk penggunaan tanda-tanda secara subvrersif dan ironik, melalui pencurian citera yang sudah mapan.Jadi, seperti rambut model cepak Ridho Hafiedz(26 pada waktu itu),rambut Ivan yang plontos dapat dipandang sebagai pemberontakkan terhadap citra cybertechno-boy! Perhatikan pula sepatu model tentara yang dipakai abdee Negara(31 pada waktu itu). De beli di jalan Cihamelas Bandung, rakyat underground di seluruh dunia-justru-menjadikan sepatu itu simbol anti militerisme!
Inilah realitas kebudayaan menjelang milenium ketiga. Tesis dan antitetis saling bertabrakan. Kamis(6/5/99) malam lalu, bertepatan dengan sesi pemotretan Slank di studio BI, Iwan Fals manggung di fashion cafe. Simbol kaum minoritas ditonton kaum the have penikmat kapitlisme global. Apa boleh buat, ironi semacam ini berlangsung di segala bidang.Termasuk seks. Citra mapan bahwa wanita baik-baik harus begini atau begitu dilawan oleh model ayu Kareniana yang merajah lengannya dengan gambar naga. dan dalam salah satu rangkaian konser Slank di 30 kota tahun lalu(10 tahun yang lalu),kepada penonton Bimbim berkata, "Bagi kami, keperawanan adalah nomor tujuhbelas sekian...."
Apa makan semua ini?Barangkali tidak bermakna apa-apa. Barangkali pula ini cuma keniscayaan sejarah. Satu hal yang pasti, Slank turut mewarnainya.Lewat musik, lewat tampilan festen, dan lewat apa pun yang dapat diajukan sebagai bukti kepakda generasi tua: citra bleh Amerika, tapi tetap Indonesia.Pisssssssssssss!
Subscribe to:
Posts (Atom)